Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar  akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula.  Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman  terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh  karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu keharusan bagi umat  Islam. 
Pertama untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi (bahasa). Al Islam berasal dari akar kata salima, mengandung huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al istiqo al kabir). Dari kata salama muncul: 
1. Aslama 
Artinya adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 125:
” Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas  menyerahkan dirinya   kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,  dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim  menjadi kesayangan-Nya”.
Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam  ketundukannya kepada Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan  berarti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan  kepada Allah. Rahasia kata wajah dalam al qur’an ialah:
a. Dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
b. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.
2. Sallama 
 Artinya menyerahkan diri, jadi orang yang  beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara totalitas menyerahkan  dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi  logis akan keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah  dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 65 : ” Maka demi Tuhanmu, mereka  (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim  dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa  keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan  mereka menerima sepenuhnya”.
3. Salaama
Artinya kesejahterahan atau keselamatan, jadi orang yang  mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat baik dunia maupun  akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah yaitu keselamatan  dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al An’am  ayat 54:   ” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami  datang kepadamu,maka katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu  telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang  siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan, kemudian  bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka  sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keselamatan dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin  saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan  faunapun merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan  muslim ketika melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh  orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak  kecil serta tidak boleh merusak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh  menebang pohon-pohonan.
Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau  bukan maka manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.
4. Siliim
Artinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke  kehidupan yang penuh kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah  ayat 208: ” Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara  menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.  Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu “. Tiada kedamaian  yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari  ajaran Islam adalah semu. Oleh karena itu orang banyak tertipu dengan  slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak  islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam  berarti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam hadist kutsi ” telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku  dalam keadaan hanif”. Hanif ialah kecendrungan kepada kebenaran dan  jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia banyak melakukan  kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini karena peran syaitan  dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan  firman Allah surat Al baqorah ayat 208 diatas yang bermakna bagi  0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti  dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.
5. Sullam 
Artinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini  menggambarkan kepada manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang  disebut tadarruj (tahapan). Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyahan (kebodohan) dan kebiasan minum Khomer  atau arak sudah menjadi tradisi sedangkan arak tersebut adalah minuman  yang merusak akal tetapi Al qur’an tidak langsung mengharamkan sejak  awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a  suka meminum khomer walaupun sudah berislam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer.
Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6  masa walaupun sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan  bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan  proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan kewajiban  seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang  prosesnya harus tadarruj.
Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orng yang menaiki  tangga menuju ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan  kedudukan dihadapan Allah yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam  terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam. 
Makna Islam Secara Istilah
1.  Al wahyu illahi ( Wahyu Allah)
Secara istilah Al-Islam  ialah suatu ajaran dimana manusia  harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya  terutama Rasulullah saw. Al qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan  melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah Al qur’an dan Al qur’an  adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: ” Sungguh Al Qur’an ini  memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di  firman Allah dan disabdakan oleh Rasulullah saw.
2.  Islam dinnul anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin)
Islam merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang  terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al  qur’an, Nabi Nuh As bersabda ” Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang  Islam “. Juga Nabi Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang  yang beragama Islam, aku dan anakku (Ismail As)”.
3.  Islam minhajul hayat ( Islam pedoman kehidupan )
Al minhaj wal manhaj at thorighul wadih artinya minhad (pedoman / sistem) atau manhad  adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek  kehidupan  politik, sosial dan badaya meliputi dimensi ruang dan waktu.  Islam meurpakan ajaran yang universal
Bedanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang  dibawa rasul lainnya ialah bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu  bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi Islam yang diturunkan  melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam), karena itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim maupun non muslim.
Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku  bukan hanya untuk kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk  seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para  sahabatnya,  inilah keadilan Islam. Tidak ada  pedoman hidup atau  perundangan-undangan yang menandingi hukum Islam. Sebagai contoh negara  Amerka Serikat pada tahun 1919 memberlakukan undang-undang yang melarang  minuman keras tetapi karena sebagianbesar penduduknya tidak siap maka  undang-undang tersebut dicabut pada tahun 1933.
Hanya 14 tahun undang-undang pelarangan Mminuman keras berlaku pada  saat itu hampir jutaan orang dipenjara karena melanggar undang-undang  tersebut  dan jutaan dollar keluar untuk mengurusi malah tersebut,  tetapi akhirnya tidak mampu mengatasi karena orang-orang Amerika Serikat  tidak tunduk pada peraturan. Sedangkan hukum / undang-undang Islam  dipersiapkandahulu manusianya dengan kondisi keimanan sebagaimana saat  Allah mengharamkannya khomer, jalan-jalan di Madinah dibanjiri khomer yang dibuang oleh kaum muslimin.
4.  Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah)
Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al Qur’an dan  Al Hadist. Al hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjenlaskan ayat-ayat Al  Qur’an agar manusia lebih memahami. Dan Al Qur’an adlah kitab yang  tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa seorang  muslim bercermin pada pribadi Rasulullah.
5.   As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus)
Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang jalannya  lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat  Al Fatihah ” Tunjukilah  kami jalan yang lurus”.
6.   Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat)
 Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat.  Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat  disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al Ghomidiah yang telah ber-zina,  dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar  dia dihukum. Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam  karena teryata wanita itu dalam keadaan hamil, Rasulullah  memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan.  Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar  segera dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar  menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2  tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah  Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada waniti Al Ghomidiah  tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab  Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan dunia dan  akhirat yang benar adalah menurut  Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak  umat manusia untuk memeluk Islam berarti mengajak kepada keselamatan  dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan karena kalau tidak berjihadyang  terjadi adalah kezholiman. Jika kezholiman berkuasa maka tidak akan  menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh Allah karena  adanya kezholiman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah diizinkan (  berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka  dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka  itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat  “Jika suatu kaum meninggalkan jihad  maka kaum tersebut akan dihinakan”.
Islam menurut lughawi  ( definisi ) 
1. Dinnul haq ( Agama yang benar )
Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah, bukan dari  bapak-bapak atau nenek-nenek moyang manusia. Sesuai firman Allah pada  surat Al Maaidah ayat 104, ” Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah  mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab:  “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami  mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang  mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan  tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq (benar) maka papun yang  bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam  Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “…. maka tidak ada sesudah kebenaran itu,  melainkan kesesatan. …”
2.  Dinnullah ( Agama Allah )
Islam disebut Dinnullah ajaran Islam berasal dari  Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imran ayat 19:  “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. …”
3. Dinnul Islam 
Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad din artinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak .
Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la alaihi (  Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya ). Ketinggian umat  Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam  berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa,  tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.
Pertanyaan :
1.  Pada firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 208 yang menjelaskan bahwa umat    Islam harus ber-Islam secara kaffah (menyeluruh), bagaimana dengan umat Islam yang tidak kaffah  (hanya sebagian-sebagian saja)?
2. Adakah kesamaan makna din  dengan agama yang berarti tidak kacau?
Jawaban:
1.  Dilihat lebih dahulu apa yang menyebabkan seorang muslim  itu tidak mengamalkan Islam secara menyeluruh?  Kalau karena menolak  sebagian jelas itu tidak diperbolehkan. Tetapi kalau karena  keterbatasannya atau kondisi yang membuat demikian ……… Setiap pribadi  muslim berkewajiban berupaya untuk semaksimal mungkin mengamalkan Islam  secara menyelurh sesuai dengan potensinya.
2.  Ad din artinya ketundukan tetapi ditengah masyarakat ad din adalah agama tetapi bukan berarti ad din dapat diartikan tidak kacau ini diakibatkan karena keterbatasan bahasa Indonesia. Untuk para Ulama yang menggunakan ad din disamakan dengan agama hal itu hanya untuk mendekatkan pemahaman terhadap masyarakat.
Pertanyaan :
Islam berbanding lurus dengan umat Islam. Bagaimana komitmen umat Islam yang cendrung berkurang bahkan hampir tidak ada?
Jawaban :
Mengetahui relialita seorang muslim dalam mengamalkan ajaran  Islam adalah suatu yang baik untuk mengetahui ke-Islaman muslim  tersebut. Jangan diasumsikan jika umat Islam terbelakang maka Islam yang  disalahkan. Islam bebas dari kesalahan-kesalahan tersebut.
Komitmen seorang muslim terhadap Allah akan mendapat balasan dari Allah,  sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an surat Muhammad ayat 7: “Hai  orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan  menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Janji Allah harus dibuktikan  dengan amal perbuatan.
Fenomena keterbelakangan umat Islam ini membuktikan bahwa umat Islam masih belum memperjuangkan dinnullah secara  benar atau masih banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, sebagaimana  Khalifah Umar r.a. pernah berkata “Kemaksiatan kami lebih kami  khawatirkan dari musuh-musuh kami”. Islam adalah satu-satunya arternatif  dan barang siapa yang mencari alternatif selain Islam maka ia akan  menjumpai kegagalan dalam segala kehidupan.
Pertanyaan :
1. Apakah ketinggian Islam itu hanya pada masa tertentu saja? Contohnya ketika Islam berkembang di Andalusia Spanyol.
2. Apakah ciri-ciri dari umat Islam menunjukan ketinggiannya?
Jawaban :
1.  Selama umat Islam komitmen terhadap Islam pasti  akan mendapati ketinggian Islam dan Islam tetap tinggi kapan dan  dimanapun karena dijaga oleh Allah. Izzatuna (kemuliaan kami)  hanya pada Islam, ketinggian Islam tidak dibatasi oleh waktu. Bangsa  manapun yang bersama Islam maka bangsa itu akan tinggi.
2. Umat Islam akan menuikmati ketinggian Islam, jika umat  Islam melkukan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah beserta para  sahabatnya. Segala problematika yang kini terjadi solusinya adalah harus  kembali kepada Islam.
Enam Nama Islam
Oleh : Ust. Aus Hidayat Nur
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda  dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya  atau nama tempat penyebarannya. Tapi, menunjukkan sikap dan sifat  pemeluknya terhadap Allah. 
Yang menamakan Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu masyarakat,  tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam  sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. dengan nama  yang diberikan Allah.
Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam (artinya, tunduk  atau patuh) selain yaslamu salaam (yang berarti selamat, sejahtera atau  damai). Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian:  islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah QS. 4:125), istislama  (tunduk secara total kepada Allah QS. 3:83), salaamah atau saliim (suci  dan bersih QS. 26:89), salaam (selamat sejahtera QS. 6:54), dan silm  (tenang dan damai QS. 47:35).
Secara rinci Islam dapat kita artikan: tunduk dan menerima segala  perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan  Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan  Sunnah. Manusia yang menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang  muslim mengikuti ajaran Islam secara total dan perbuatannya membawa  perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia terikat untuk mengimani,  menghayati, dan mengamalkan Alquran dan Sunnah.
Kalimatul Islam (kata Al-Islam) me-ngandung pengertian dan prinsip-prinsip yang dapat didefinisikan secara terpisah.
Dan, bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang utuh.
1. Islam adalah Ketundukan
Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai  hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi  dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha  mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah  berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai  Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang  menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang  benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya  alam tunduk patuh berserah diri. (QS. 4:125) Maka, Islam identik dengan  ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak  tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).
2. Islam adalah Wahyu Allah
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada  manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang  benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan:  politik, hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia  akan tenteram dan damai, hidup rukun dan bahagia dengan sesamanya dalam  naungan ridha Tuhannya. (QS. Al-Baqarah: 38) Karena kebijaksanaanNya,  Allah tidak menurunkan banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama  selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya  di akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya Ad-Dien yang  diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. 3:19)
Sebab, Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu  Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini  adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para RasulNya terdahulu. Dengan  kata lain, setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam.  Ada pun agama-agama yang lain seperti Yahudi dan Nasrani adalah  penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.
3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Perhatikan kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani. (QS. 2:132)
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka  mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja,  dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan  Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya  sama. Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul,  menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang  baru. (QS. 3: 84)
Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah  penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini  sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil  yang diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran  Islam yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu  Suku Bani Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan  pemikiran para pendeta dan ajarannya ditinggalkan.
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah
Orang yang ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan  Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum  ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku  penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para  sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma’shum (terpelihara dari  kesalahan) dalam mengamalkan Islam.
Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi  Muhammad yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan RasulNya.  Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma’shum bagaimana Nabi, tapi mereka  istimewa karena merupakan pribadi-pribadi didikan langsung Nabi  Muhammad. Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, ruhani  dan amal, Alquran dan pedang sebagaimana telah dibuktikan dalam hidup  Nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.
5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus 
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya,  tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan  jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi  nikmat oleh Allah. (QS. 6:153; 45:18)
6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan  kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang  disebut Daarus Salaam.
Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang  yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25)
Dengan enam prinsip di atas kita dapat memahami kemuliaan dan  keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Islam  itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam  tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini  kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah  sendiri memberi jaminan. (QS. 5:3)
 http://parukunanjamaludin.wordpress.com/dinul-islam/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Dinul Islam"
Posting Komentar